Kepemimpinan

PENGANTAR

       Untuk kelancaran pembelajaran kepemimpinan maka perlu sebuah media komunikasi untuk memudahkan saling berbagi.  Salah satu media yang mencoba memfasilitasi itu adalah https://abangagus75.wordpress.com.

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam blog ini, sehingga kritik dan saran Pembaca sangat dibutuhkan, partisipasi pembaca sangat bernilai dalam melengkapinya.  Mudah-mudahan melalui blog sederhana ini lahir pemikiran-pemikiran yang spektakuler mengatasi persoalan kepemimpinan saat ini.

Selamat Datang!

TEORI-TEORI KEPEMIMPINAN

        Kepemimpinan merupakan isu yang selalu menarik, karena kepemimpinan sangat erat kaitannya dengan kesejahteraan umum, kepemimpinan didefinisikan sesuai dengan perkembangan peradaban dan realitas sebenarnya dalam perspektif peneliti.  Sehingga, kebanyakan penelitian kepemimpinan hanya menyentuh aspek-aspek tertentu atau berada pada bidang-bidang tertentu.

Ada beberapa pendekatan / teori dalam menganalisa kepemimpinan, yaitu:

Teori ciri/sifat (trait theory) yang beranggapan bahwa seseorang harus memiliki sejumlah ciri tertentu agar dapat menjadi seorang pemimpin yang efektif.  Kepemimpinan hanya dapat dijalankan oleh seseorang yang memiliki keturunan dan bakat dari lahirnya.

Teori Kepribadian Perilaku, salah satu penelitian yang menjadi tonggak teori ini adalah teori yang dikembangkan oleh Universitas Ohio State dan Universitas Michigan.  Salah satu dari kesimpulan penting dari teori ini adalah bahwa Pemimpin itu dapat dididik/dipersiapkan.

Teori Situasional, yaitu teori yang menyatakan bahwa efektivitas kepemimpinan seseorang sangat dipengaruhi oleh situasi dan kondisi yang ada.  Pendekatan ini mensyaratkan pemimpin untuk memiliki keterampilan diagnostic dalam perilaku manusia.

Terdapat beberapa model kepemimpinan situasional, yaitu diantaranya adalah :

Path Goal Theory (Robert J. House) bahwa model kepemimpinan yang efektif perlu menyesuaikan dengan karakteristik tugas dan karakteristik bawahan. Fokus pendekatan model Jalur-Tujuan ini pada fungsi-fungsi motivasional pemimpin.
LPC Contingency Model. Model kepemimpinan yang disampaikan oleh Fiedler mengenai efektivitas kepemimpinan dengan melakukan pengukuran dan interpretasi berdasarkan skor kedekatan hubungan pemimpin-bawahan, position power dan struktur tugas.

Leader Member Exchange Theory.  Model kepemimpinan ini menjelaskan bagaimana pemimpin berperilaku berdasarkan hubungan pertukaran yang berbeda antara bawahan dari kelompok pendukung dan bukan pendukung.

Hersey and Blanchard Situasional Theory.  Pada dasarnya perilaku pemimpin terdiri dari perilaku mengarahkan dan perilaku mendukung.  Berdasarkan kedua perilaku tersebut maka perilaku kepemimpinan dapat dibedakan menjadi direktif (perilaku ini ditandai oleh tingginya pengarahan dan rendahnya dukungan), konsultatif (perilaku pemimpin ditandai oleh tingginya pengarahan dan dukungan), partisipatif (perilaku pemimpin ditandai oleh rendahnya pengarahan dan tingginya dukungan), delegatif (perilaku pemimpin ditandai oleh rendahnya pengarahan dan dukungan).

Teori Motivasi X dan Y Mc.Gregor. Kepemimpinan yang efektif akan disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang ada.  Untuk bawahan yang bertipe X, dengan karakter malas, menghindari tanggung jawab pekerjaan, tidak melaksanakan tugas dengan baik maka perlu diarahkan dengan gaya kepemimpinan yang tegas.  Tetapi untuk bawahan yang bertipe Y dengan karakter kreatif, menikmati pekerjaan, bertanggungjawab dan dapat mengarahkan dirinya sendiri untuk melakukan tugas maka perlu diarahkan dengan gaya kepemimpinan yang demokratis.

Teori Motivasi “tiga kebutuhan” McClelland bahwa hal-hal utama yang memotivasi dalam kerja adalah kebutuhan akan prestasi atau usaha (need of achievement), kebutuhan akan kekuasaan (need of power), dan kebutuhan akan persahabatan atau kolega (need of affiliation).

TEORI KEPEMIMPINAN KONTEMPORER

Teori Kepemimpinan kontemporer merupakan teori yang dikembangkan baru-baru ini, ada beberapa teori kontemporer dalam kepemimpinan yang dapat disampaikan disini, yaitu. Teori atribusi kepemimpinan, Kepemimpinan kharismatik, dan Kepemimpinan transformasional.

Teori Atribusi Kepemimpinan mengemukakan bahwa kepemimpinan adalah kemampuan pemimpin mengelola sifat-sifat/ciri/latar belakang orang-orang yang dipimpinnya sehingga dapat dipengaruhi untuk melakukan sesuatu demi kepentingan organisasi.
Untuk mencapai kepemimpinan yang efektif seorang pemimpin harus memiliki kemampuan untuk mempengaruhi perilaku para bawahannya, ia mutlak perlu mengenali karakteristik, kepentingan, kebutuhan, kecenderungan perilaku dan kemampuan mereka.
Melakukan hal tersebut jelas tidak mudah karena sesungguhnya manusia adalah mahluk yang sangat kompleksitas. Kemampuan kepemimpinan yang fenomenal dan cerdas merupakan dasar pemikiran dari teori atribusi kepemimpinan.

Pengertian Atribusi adalah :
1) Suatu sifat yang menjadi ciri khas suatu benda atau orang atau dapat pula diartikan sebagai suatu proses bagaimana seseorang atau seorang pemimpin mencari kejelasan sebab-sebab dari perilaku orang lain atau bawahan.
2) Atribusi juga merupakan sebuah teori kognitif yang digunakan untuk menjelaskan bagaimana seorang manajer atau pimpinan menginterpretasikan informasi mengenai kinerja seorang bawahan dan memutuskan bagaimana akan bereaksi terhadap bawahan tersebut.
3) Persepsi sosial yang menjelaskan apa yang ada dibalik gejala/sikap/perilaku yang tampak secara inderawi pada individu. Sementara itu,
4) Atribusi disposesi adalah kemampuan, keterampilan atau motivasi internal pada individu yang secara umum diidentifikasikan dengan perilaku seseorang/individu.

Namun, seringkali terdapat kesalahan persepsi atau kesimpulan yang salah dalam menilai perilaku orang lain. Hal ini dapat ditemui dalam kehidupan sehari-hari, kita sering mengamati perilaku orang lain dan segera mengambil kesimpulan dengan tidak berusaha mencari kejelasan apa yang menyebabkan perilaku orang tersebut menjadi seperti itu dan tidak jarang dalam mempersepsikan perilaku orang lain tersebut sesuai gambaran yang hanya terlihat saja, misalnya apabila melihat orang memakai baju merah, orang tersebut dipersepsikan sedang senang hatinya atau sedang jatuh cinta dan apabila memakai baju hitam dipersepsikan sedang berduka. Kenyataannya, apakah memang seperti itu?

Dalam pengertian atribusi, persepsi yang tidak didasarkan pada suatu penyebab (alasan tertentu) tingkat subjektivitasnya tinggi, kecuali bilamana orang yang memakai baju merah tersebut karena warna merah merupakan warna favoritnya begitu pula dengan baju hitam. Ia memakainya karena ada keluarganya meninggal, penyebab itulah yang mempunyai nilai atribusi.

Di samping itu sering pula terjadi distorsi persepsi antara orang yang satu dengan orang yang lain dalam menilai perilaku orang lain. Hal ini dikarenakan penyebab kesalahan dicari dari perilaku orangnya bukan dari penyebab lingkungannya.

Ada beberapa Teori Atribusi, di antaranya yang hingga kini masih diakui oleh banyak orang, yaitu berikut ini.
1. Teori Penyimpulan Terkait (correspondence Inference), yakni perilaku orang lain merupakan sumber informasi yang kaya. Perilaku yang diamati secara khusus adalah :
a. Perilaku yang timbul karena kemampuan orang itu sendiri, contoh : kasir yang cemberut, satpam yang tersenyum.
b. Perilaku yang membuahkan hasil yang tidak lazim, contoh : kebiasaan ibu “P” selalu bekerja individual dan hanya dapat bekerja maksimal pada waktu sore hari.
c. Perilaku yang tidak biasa, contoh: seorang pelayan toko menunjukkan toko lain yang merupakan saingannya kepada pelanggannya.

2. Teori Sumber Perhatian dalam Kesadaran (conscious intentional resources) bahwa proses persepsi terjadi dalam kognisi orang yang melakukan persepsi (pengamatan). Menurut Gilbert dkk (1988), atribusi kesadaran ini harus melewati tiga tahapan, yaitu: kategorisasi, karakterisasi, & koreksi.

3. Teori atribusi internal dan eksternal dikemukakan oleh Kelly & Micella, 1980, yaitu teori yang berfokus pada akal sehat. Menurut teori ini ada tiga hal yang perlu diperhatikan, apakah suatu perilaku beratribusi internal atau eksternal, yaitu:
a. konsensus;
b. konsistensi;
c. distingsi atau kekhususan.
(sumber Drs. Enceng, M.Si dan Dra. Harmanti, M.Si, 2009)

2 thoughts on “Kepemimpinan

  1. Kepemimpinan adalah sebuah keputusan dan lebih merupakan hasil dari proses perubahan karakter atau tranformasi internal dalam diri seseorang. Kepemimpinan bukanlah jabatan atau gelar, melainkan sebuah kelahiran dari proses panjang perubahan dalam diri seseorang. Ketika seseorang menemukan visi dan misi hidupnya, ketika terjadi kedamaian dalam diri (inner peace) dan membentuk bangunan karakter yang kokoh, ketika setiap ucapan dan tindakannya mulai memberikan pengaruh kepada lingkungannya, dan ketika keberadaannya mendorong perubahan dalam organisasinya, pada saat itulah seseorang lahir menjadi pemimpin sejati. Jadi pemimpin bukan sekedar gelar atau jabatan yang diberikan dari luar melainkan sesuatu yang tumbuh dan berkembang dari dalam diri seseorang. Kepemimpinan lahir dari proses internal (leadership from the inside out ).

    Kepemimpinan sesungguhnya tidak ditentukan oleh pangkat atau jabatan seseorang. Kepemimpinan adalah sesuatu yang muncul dari dalam dan merupakan buah dari keputusan seseorang untuk mau menjadi pemimpin, baik bagi dirinya sendiri, bagi keluarga, bagi lingkungan pekerjaan, maupun bagi lingkungan sosial dan bahkan bagi negerinya.

  2. Ping balik: Kepemimpinan Yang Efektif | alamsyahhsb99

Tinggalkan komentar